Wednesday, April 22, 2009

I Luv u Mom,, may be I never tell you that i Luv u...

Wednesday, April 22, 2009
Sore" gini,, iseng" buka FB,, eh twnya nemu'in note yg di post tmn gw.. critanya bagus nihh.. tersentuh hati saia setelah membacany.. gx tau de tmn gw itu ngambil dari mana nih crita... ^^

> > > Berbahagialah yang masih mempunyai Ibu,
> > > karena masih bisa membahagiakannya!
> > >
> > > Perempuan Lain
> > >
> > > Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru
dalam
> > > menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin
> > berbagi
> > > pengalaman.
> > >
> > > Beberapa waktu laluistri saya mengusulkan agar saya berkencan
dengan
> > > seorang
> > > perempuan lain,besok malam.
> > >
> > > "Kamu akan mencintainya," kata istri.
> > > "Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?"
> > >
> > > "Itu acara kamu berdua dia," jawab istri.
> > >
> > > Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang
telah menjanda
selama
> > 19
> > > tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan
kerja
> > dan
> > > mengurus tiga anak kami.
> > >
> > > Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton
film.
> > > Berdua
> > > saja.
> > >
> > > "Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon. Ibu saya
adalah
> >
> > > tipe
> > > yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau
> > undangan
> > > yang
> > > datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akanmembawa berita
buruk.
> > >
> > > "Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke
luar
> > > berdua
> > > saja," jawab saya.
> > >
> > > "Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha,

dia
> > masih
> > > curiga.
> > >
> > > Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu.Dia terlihat agak
> > senewen
> > > tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di
> > salon,
> > > dan
> > > dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta
> > ulangtahun
> > > perkawinan yang terakhir ketika ayah
> > > masih hidup.
> > >
> > > Ibu menyambut saya dengan senyum lebar. "Saya bilang ke
kawan-kawan
> > > tentang
> > > rencana kita ini. Mereka semua
> > > kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu
seraya
> > masuk
> > > mobil.
> > >
> > > "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya." Kami pergi ke
> > restoran
> > > yang
> > > agak mahal. Suasananya
elegan,
> > > menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki
ruangan,
> > persis
> > > seperti First Lady.Jalannya anggun.Saya harus membacakan daftar
menu
> > > karena
> > > ibu tak bisa lagi membacanya walaudengan kacamata tebal. Ketika
sedang
> > > membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke
> > > ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih. "Dulu, ibu
yang
> > > membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.
> > > "Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab
> > saya.
> > > Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak
ada
> > topik
> > > yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami
terlambat
> > > untuk
> > > menonton film.
> > >
> > > Mengantarnya pulang, di muka
pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi
lagi
> > dengan
> > > kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju. "Bagaimana
> > kencanmu?"
> > > tanya istri saya di rumah."Sangat menyenangkan. Lebih dari yang
saya
> > duga.
> > > Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."
> > >
> > > Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung.
Begitu
> > > tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk
> > > menolongnya.
> > >
> > > Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu
dan
> > saya
> > > makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar
kertas
> > > diselipkan di situ, tertuliskan: "Ibu sudah bayar makan malam
kita
> > karena
> > > rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu
> > sudah
>
> > bayarkan untuk dua orang,barangkali untuk kau dan istrimu.
Anakku,
> > besar
> > > sekali arti undanganmu malam itu."
> > >
> > > Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita
> > mengatakan
> > > kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu.
Tidak
> > ada
> > > hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga.
> > > Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untuk
> > > mengatakan'nanti'
> > >
> > > .....kangen sama ibu tercinta ...
> >

0 Comments:

Post a Comment

 
vEry's stoRy © 2008. Design by Pocket